Minggu, 06 April 2014

Aku 'Kumbakarna'



Jika aku melangkah, maka sudah pastilah akan kemana
Langkahku lebar-lebar dan melebihi langkahmu,
Berlaripun tak akan kau mampu mengejarku,
Berpuluh kali lipat kau berkata lelah, itu baru satu langkahku,
Jangan pernah kau heran,
Atau bertanya ribuan kali,
Tak akan ada guna,
Aku adalah pelangkah besar, dengan badan besar,
Aku Kumbakarna. 


Mereka bilang akulah adik penguasa Alengka,
dan 'Ya' aku akan menjawab lantang,
Cintaku jelas untuk negeriku dan itu tentu Alengka,
Cukup jengah aku mendengar mereka,
Menghina Alengka seburuk pikiran mereka,
Terhuni oleh begitu banyak raksasa,
dan aku memang dari salah satu raksasa,
Lalu mengapa? 


Kalau mereka tanya apa yang paling aku suka,
maka aku akan menjawab 'tertidur',
dan aku akan biarkan mereka tertawa.
Bukankah ini memang lucu?
Aku sendiri menertawakannya.
Dan tawaku sungguh sangat lantang.
Dapatkah kau mendengarnya?
Kuharap “YA”. 


Mereka bilang aku salah mengabdi,
bahkan sebagian dari mereka berkata aku salah jalan.
Peduli apa? Mereka tau apa?
Yang aku tau bahwa aku mencintai Alengka,
dan aku tidak pernah benar-benar bilang
aku mendukung Rahwana.
Kali ini aku akan balik bertanya,
“Kau tau apa tentang mengabdi?”
Anggap saja aku bertanya sambil tertawa. 


Bukan ingin memaksamu memahami situasi,
tapi inilah aku,
Si raksasa yang bernyali besar,
aku relakan kematianku demi mengabdi,
Untuk Alengka. Tentu saja hanya Alengka.
Sudah cukup aku mendengar kau berprasangka,
Aku Kumbakarna, mengabdi untuk Alengka.
Kau?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar