Rabu, 17 Desember 2014

Mungkin Kamu Juga Pernah Lupa

Mungkin kamu juga pernah lupa,
Sehingga bukan saatnya lagi kamu marah-marah karena di lupakan.

Mungkin kamu juga pernah lupa,
Jadinya bukan butuh waktu lagi untuk diingat.

Mungkin kamu juga pernah lupa,
Dan memang seharusnya membiarkan mereka bersenang-senang.

Mungkin kamu juga pernah lupa,
Lalu di biarkan begitu saja mereka hidup dengan ingatan yang ada.

Mungkin kamu juga pernah lupa,
Seharusnya dari dulu kamu menatap cermin itu lamat-lamat.

Kamu terlalu sering lupa,
Tidak ada alasan lagi untuk menuntut apa pun.

Kamu terlalu sering lupa,
Memang sudah saatnya sadar diri.

Kamu hanya pelupa,
Mau menyalahkan siapa?

Rabu, 03 Desember 2014

Salah Paham ( Subali dan Sugriwa )

Subali dan Sugriwa


Namanya juga hidup, pasti pernah salah paham.

aku belajar dari tahta yang sering mereka banggakan,
sering melihat betapa rasanya indah memiliki tahta,
betapa kekuasaan menjadi keutuhan yang sempurna,
tapi tahta jelas seringkali menutup mata.

aku lihat dua orang itu,
Subali dan Sugriwa.
terkenal hebat dan sayang satu sama lain,
tapi 'sayang' itu hanya ada dulu sekali.

tahta menutup mata,
walau sebenarnya hanya salah paham.
tapi siapa yang mau tahu?
Subali pun tidak mau.

Sugriwa merasa memiliki tahta,
karena merasa Subali sudah pergi dari dunia,
tapi apa daya,
Subali datang langsung marah-marah.

harusnya ada penjelasan,
tapi terbutakan karena dipikir haus tahta,
jadi rasanya semua percuma,
yang ada malah perselisihan.

ribuan lelah menyeru dihati, 
sebenarnya ada rindu tentang damainya masa lalu,
tapi apa mau dikata,
'tahta' sudah menjadi topik utama.

lalu Subali mati,
meninggalkan sesal,
mengeluh betapa selama ini ia buta,
dan tersadar menjelang kematian.

Dan sekarang aku tahu...

hidup adalah hidup,
salah paham selalu menyelundup,
tapi kenapa harus sekarat dulu?
lagi-lagi cuma masa lalu.


Terinspirasi dari kisah Subali dan Sugriwa dalam kisah Ramayana

Aku merasa...

aku merasa... bahwa sebenarnya apa yang aku lakukan seringkali salah, aku melangkah pada hal yang aku kira adalah yang kusukai dan mampu aku jalani. Tapi, rasanya malah jadi berat karena beban hidup nyatanya masih akan ada mau tidak mau. Pertaruhan selalu menjelma menjadi keinginan dan kebencian, dan aku terbuai pada rasa keras kepala yang bahkan aku sendiri sulit membedakan apa itu mimpi dan obsesi.

aku merasa... menulis adalah cara paling mudah berekspresi, walau nyatanya masih banyak yang belum memahami. Tulisan-tulisan itu belum tentu selalu bisa selalu mewakili, tapi yang paling mampu membantu mencurahkan walaupun jadinya hanya tulisan cakar ayam tidak terbaca.

aku merasa... ada yang salah dalam pemikiran dan ideologi yang aku punya. Ternyata aku terlalu lama terlelap pada kisah yang aku pikir semua orang bisa dapatkan.

aku merasa... buat apa keramaian ada, kalau ternyata yang dirasa tetap rasa sepi. Mereka bisa asik tertawa, menunjukan betapa eksisnya mereka dalam kehidupan, sedangkan aku hanya mampu tertawa melihat diri sendiri yang mungkin lebih baik 'hilang' saja.

aku merasa... bahwa pertemanan akan sangat membantu dan menjadikan hidup lebih dari sekedar kata 'ramai'. Teman seolah menjadi kebutuhan, yang kalau tidak punya maka kau akan kesepian. Walaupun ternyata, terkadang beberapa teman adalah hal yang paling kau tidak sadari, yang ternyata harus kau 'lepas' dan buang jauh-jauh. 

aku merasa... rindu itu hal yang paling ingin aku hindari. Betapa rasanya hanya seorang diri yang merindu, sedang mereka asik menghabiskan waktu.

aku merasa... betapa topeng adalah hal yang paling pantas aku kenakan sekarang. Bukan menjadikan pura-pura baik, tapi pura-pura bahagia.

aku merasa... memang semua ada waktunya. Terlalu lama berkeiginan, terlalu lama bersenang-senang, terlalu lama hidup dalam ramai, terlalu lama merasa rindu, dan terlalu lama tidak menyadari kalau waktu akan berjalan, sehingga sekarang aku 'kesepian' melihat betapa sudah begitu lama aku tidak bercermin.

MARATAHON WAYANG ORANG DI WOSBI 2014!

Solo! Jangan tanya alasan kenapa mendadak berencana pergi ke SOLO? Tentu saja karena ada WOSBI 2014! Dulu waktu tahun 2011 enggak kesampean bisa nonton WOSBI, dan pernah berharap kalau acara ini ada lagi, dan… teng… teng…  teng… nyatanya memang adalagi. ALHAMDULILLAH. Awalnya berencana pergi sebenarnya sudah lama, tapi persiapannya bener-bener mendadak karena galau sama jadwal. Hehehe. Tapi memang sudah jalannya untuk pergi, dan berangkatlah ke Solooooo.



Baru sampai di Solo memang terasa cukup cape, tapi ternyata kebayar sama pertunjukan WOSBI yang menyajikan pementasan wayang orang dari kumpulan seniman wayang dari berbagai tempat. Bayangkan saja ada banyaaakk banget pementasan, dan acara ini pas banget buat penikmat dan pecinta wayang orang. Buat orang-orang yang baru mengenal wayang orang juga cukup pas, karena dari acara ini mereka diperkenalkan pada pementasan wayang orang, dan pastinya akan takjub melihat betapa pementasan yang dimainkan sangat menakjubkan dengan penyuguhan cerita dan tarian wayang yang indah, klasik, dan anggun.  Semoga yang baru mengenal wayang orang bisa terbuka mata dan hatinya bahwa pertunjukan wayang orang bukan sekedar pertunjukan biasa, tapi juga banyak sekali moral-moral kehidupan yang tertanam pada penceritaan. Mau bukti? Mending coba nonton langsung! :D



Hal segar yang ditampilkan WOSBI bukan hanya tentang pementasannya saja, tapi banyak juga anak-anak generasi wayang orang yang masih muda-muda yang ikut berpartisipasi dalam pertunjukan. Melihatnya saja sudah bikin kagum, masih muda tapi mampu ikut mempertahankan salah satu budaya Indonesia yang fenomenal ini. Rasanya mau peluk satu-satu para pemain muda itu, apalagi yang masih sangat kecil tapi sudah keren dalam memainkan peran. Aduuuh.. mau dibawa pulang aja. Hehehe. Beneran deh, penulis terharu banget betapa masih banyak generasi mudah yang masih mau tetap menjaga ‘identitas’ Indonesia dibalut budaya. Rasanya malu, karena penulis masih belum ada apa-apanya dibanding mereka.




Hari demi hari, pementasan demi pementasan yang dilaksanakan dari tanggal 13-16 November 2014 selalu mengesankan. Ada harapan semua acara seperti ini bisa terus ada sehingga pelan-pelan pun para pecinta wayang orang juga akan bertambah, dan semakin menunjukan bahwa wayang memang harus tetap hidup. Apalagi kemarin acaranya bisa dikatakan sukses! Wah… mudah-mudahan acara seperti bisa terus ada karena dengan adanya acara ini tentunya menunjukan eksistensi bahwa wayang orang masih berdiri tegak di era modern seperti ini. Berikut kutipan Bapak Ali Marsudi selaku ketua WOSBI yang di ambil dari “buku program” WOSBI 2014 yang menyatakan :

“ Agar jiwa kita bergetar… rasa kita tergugah..
 Semangat kita membara… hidup kita berwarna…
Rasa kemanusiaan serta jadi diri dan kemuliaan kita sebagai manusia tetap terjaga…
Maka wayang orang harus tetap ada…”


Kenapa beliau berbicara seperti itu? Yup, karena wayang orang harus tetap hidup di jaman yang modern ini. Wayang adalah sajian penuh makna yang kalau saja kita mau memperdalaminya, kita akan lihat betapa ada cerminan hidup yang bisa kita jadikan salah satu panutan. Bukan tentang melihat adanya seni dan keindahan yang tampak, tapi juga pelajaran hidup yang tersimpan dari setiap cerita, atau bahkan dari setiap tokoh-tokohnya. Oleh karena itu, yuk pertahankan warisan budaya ini! Salam budaya! Salam wayang!




foto : koleksi pribadi (maaf klo kurang bagus. maklum) ^!^