Selasa, 23 April 2013

Cinta Mati Rahwana

Rahwana


Dalam tokoh pewayangan khususnya dalam cerita Ramayana pasti kita kenal dengan salah satu tokoh terkenal dan sangat fenomenal ini. Namanya Rahwana, atau biasa dikenal dengan sebutan Dasamuka karena memiliki sepuluh kepala. Tokoh yang satu ini tentunya sangat tidak asing bagi para pecinta wayang, yang karakternya dikenal cukup keras kepala dengan prinsip dan segala keinginannya.  Ya, biasanya sih dia paling dikenal sebagai musuhnya Rama Wijaya yang juga biasa kita ketahui sebagai tokoh utama dalam cerita Ramayana. Selain karena menjadi penyebab segala ke-Angkara Murka di dunia, Rahwana juga menculik istri Rama yang bernama Dewi Sinta, dan inilah yang menjadi sebab utama mengapa Rahwana sudah sangat jelas menjadi musuh yang harus dikalahkan oleh tokoh utama dalam cerita ini, yang juga titisan Wisnu.

Namun kali ini tidak akan membahas semua yang Rahwana jalani di hidupnya, mari kita bahas salah satu sisi lembut Rahwana yang terlihat begitu keras kepala namun beralasan. Cinta. Ini tentang bagaimana yang membuat seorang Rahwana bertekad keras untuk mendapatkan Sinta sang titisan dewi widowati dengan cara apapun, dan menculik Sinta adalah cara yang paling tepat yang ada di pikirannya, karena memintanya langsung kepada Rama bukan hal yang tepat atau bisa dikatakan adalah tidak mungkin. Mana mungkin ada suami yang mau memberikan istri tercintanya begitu saja, jelas Rama tidak akan pernah menyerahkan Sinta yang dicintainya. Namun, Rahwana bukan tipe yang  mudah menyerah, dan sifat seperti ini sudah sangat mendarah daging ditubuhnya.  Rasa cinta Rahwana pada dewi Sinta bisa dikatakan sudah 'buta'. Ia tak peduli akan berhadapan dengan siapa untuk memperebutkan dewi Sinta.  Baginya, memiliki Sinta adalah keharusan yang sudah ia tetapkan di hatinya.

Kerinduan untuk memiliki Sinta selalu terbenam di hati Rahwana yang paling dalam. Banyak wanita-wanita yang hidup didalam kehidupan Rahwana, namun Sinta tetap menjadi yang di dambakan. Nyaris tiada hari dimana Rahwana tidak memikirkan Sinta, hatinya selalu menginginkan Sinta, dan itu akan tetap terus kuat sampai ia bisa memiliki wanita pujaannya itu. Pernah tatkala Rahwana sudah mencoba ribuan kali untuk mendapatkan Sinta, tapi ia gagal. Hingga akhirnya ia menyuruh abdi yang paling ia percaya untuk memperdayai Rama dan Lesmana (adik Rama) dengan menyuruhnya untuk menjadi seekor kijang berbulu emas. Rahwana memang pintar bersiasat, dan abdinya yang bernama Marica juga sangatlah cerdik. Mereka bekerja sama untuk memperdayai Rama, Sinta, dan Lesmana yang saat itu sedang berada dalam masa pembuangan dan sudah kuat lah tekad mereka kalau saat itu mereka harus berhasil mendapatkan Sinta.

Semua memang sangat terencana dengan rapih, hingga Rahwana dapat menculik pujaan hatinya. Rama, Sinta, dan Lesmana terpedaya sudah. Sinta sudah dalam genggamannya, dan Rahwana bisa berbangga hati karena sang dewi pujaan kini sudah ada disamping nya. Di bawa nya Sinta ke negeri Alengka, di beri nya suatu istana dengan taman-taman yang indah sebagai pelipur kesenangan untuk cinta sejatinya itu. Bertahun-tahun Sinta di berikan kemewahan yang tiada tara, tapi urusan hati memang sulit. Sinta tak pernah sedikit pun mencintai Rahwana. Hati Sinta selalu mendambakan Rama dan tak pernah habis daya Sinta untuk memohon-mohon pada Rahwana agar ia di kembalikan pada junjungan nya itu. Namun, lagi-lagi Rahwana tidak pernah menyerah, ia tidak akan dengan begitu saja melepas Sinta, hasrat dan cinta nya pada Sinta sudah begitu kuat, dan melepaskan Sinta sama saja melepas jantung di dalam tubuhnya.

Rahwana Menculik Sinta

Apapun sudah di lakukan oleh Rahwana agar pujaan hatinya senang. Segala kemewahan, dayang-dayang, taman yang indah, dan banyak lainnya tak pernah di perhitungkan bila itu untuk Sinta. Kunjungan yang rutin pun selalu ia lakukan walau itu hanya sekedar menatap wajah Sinta. Bersabar hati selalu di coba nya berharap Sinta bisa perlahan-lahan mencintai dirinya dengan sepenuh hati. Namun, kesabaran seorang Rahwana memang terbatas, dan berlama-lama seperti ini pun tak lagi mampu di bendung nya. Kerinduan nya tidak pernah terbalas, dan Rahwana merasa sudah cukup sampai di sini untuk bertahan, tapi tidak berarti ia akan melepaskan Sinta. Hatinya masih sangat keras.

Di hampiri nya Sinta dengan tergesa-gesa, di paksanya kini Sinta untuk melupakan Rama dan bersedia di pinang olehnya. Merasa hatinya sudah tak cukup lagi memendam cinta, Rahwana pun mengancam Sinta masih dengan harapan Sinta akan menerimanya. Namun semua gagal. Cinta Sinta memang bukan untuk Rahwana. Sempat terpikir oleh Rahwana untuk membunuh Sinta, karena baginya akan lebih baik Sinta mati dan tidak di miliki oleh siapapun tapi terhalang oleh Trijatha yang memohon kepada Rahwana untuk tidak membunuh Sinta. Lagi-lagi Rahwana mencoba bertahan, lalu di simpan nya keris yang akan di pakai nya itu ke dalam tempatnya. Hatinya makin terluka dan membayangkan Sinta kembali ke dalam pelukan Rama jelas akan menambah torehan luka itu, hingga Rahwana tetap memutuskan menahan Sinta. Bujukan apapun tentang lebih baik mengembalikan Sinta tak pernah sedikitpun ia dengarkan. Baginya, akan lebih baik Sinta berada di istana nya, tak peduli kesedihan yang akan Sinta rasakan nantinya, karena hatinya juga pilu.

Peperangan pun akhirnya berkobar sudah di depan mata. Keburukan-keburukan Rahwana tampak jelas sudah hingga banyak yang ingin memusnahkannya. Rama pun datang secara langsung dan meminta dengan tegas untuk mengembalikan Sinta. Rahwana jelas mengelak dan tidak peduli harus berperang selama apapun. Sinta tidak akan pernah di kembalikan, walaupun harus nyawanya yang di korbankan. Kehilangan anak kesayangan, dan adik-adik tercintanya pun tidak melemahkan hati Rahwana  untuk mengembalikan Sinta. Ia kokoh pada pendiriannya, pada apa yang sudah ia dapatkan dan tak boleh seorang pun menggugat nya. Walaupun takdir  pun akhirnya berkata lain, dan Rahwana bisa di kalahkan oleh Rama yang di bantu Hanuman. Sekeras apapun Rahwana mencoba bertahan, namun semuanya sirna sudah. Raganya tak mampu lagi berdiri dengan tegak, pasukannya lemah sudah hingga ia pun akhirnya ikut terjatuh tersungkur di tanah peperangan. Tergolek tak lagi berdaya. Mendendam kebencian pada Rama. Memendam cinta pada Sinta.

Kamis, 18 April 2013

Mari Mampir ke Jogja dan Solo!! ( Nonton Wayang )

Jogja dan Solo adalah dua kota yang masih sangat kental akan kebudayaannya. Di kedua kota ini kita masih bisa sangat jelas melihat betapa kota-kota ini begitu khas dan pastinya terlihat lebih 'klasik' dan 'tradisional' di bandingkan dengan kota yang lain. Siapa yang sih yang enggak tau Jogja dan Solo? nyaris semua masyarakat Indonesia tau kedua kota ini. Jika kamu pecinta budaya, khususnya budaya jawa, maka kedua kota ini bisa di bilang adalah tempat yang sangat tepat untuk di kunjungi.


Jika berkunjung ke kota ini tentu saja rasanya akan sangat kurang berkesan kalau kita sendiri enggak datang untuk menyaksikan pertunjukan atau pementasan yang masih ada kaitannya sama hal yang berbau budaya. Kenapa? ya seperti yang saya bilang tadi, rasanya kurang saja kalau kita berkunjung ke tempat yang masih kental budayanya tapi kita sendiri enggak tertarik atau tidak mau mencoba melihat salah satu pertunjukan yang di sajikan kota ini untuk mempertahankan salah satu budaya Indonesia. 

Disini saya akan mengambil salah satu yang paling bisa di bilang cukup terkenal, dan umum. Mungkin kalau acara adat atau yang masih berkaitan dengan tradisi butuh informasi yang cukup untuk bisa menyaksikannya langsung, jadi saya lebih menyarankan anda menyaksikan sendratari atau wayang orang di kota ini karena informasinya bisa di update  melalui internet dan itu sangat memudahkan bukan?. Kenapa juga wayang orang? karena dari pertunjukan ini lah kalian akan melihat betapa indahnya tarian-tarian, alunan musik, dan alur cerita yang biasanya di ambil dari cerita Mahabarata atau Ramayana akan begitu berkesan dan mengena di hati para penonton.

Berkunjung ke kota Jogja, mungkin anda bisa mengunjungi Ramayana Ballet di prambanan dan Ramayana Ballet di Pura Wisata. Kedua tempat tersebut bisa di bilang sangat terkenal akan sendratarinya yang menceritakan tentang cerita Ramayana. Mungkin awalnya banyak yang berpikiran kalau mereka akan sulit mengerti tentang isi ceritanya, tapi hal tersebut tidak perlu di khawatirkan lagi karena kedua tempat ini selalu menyediakan sinopsis berbahasa Indonesia dan bahkan ada bahasa lainnya pula! Dari sinopsis itulah kita akan mengerti isi cerita dari tarian yang di persembahkan, atau setidaknya mengetahui inti cerita dari tarian-tarian tersebut. Tempat dan suasana yang disajikan oleh kedua tempat ini juga sangat bagus dan mendukung sama cerita yang akan di pentaskan.

Ramayana Ballet Prambanan ( Jogja )
Ramanayana Ballet Pura Wisata ( Jogja )


Mari ke Solo! ya, di Solo juga ada tempat pertunjukan wayang orang yang terkenal. Namanya Wayang Orang Sriwedari. Mungkin penulis memang belum pernah mengunjungi tempat ini, tapi berdasarkan orang-orang yang menyukai wayang khusunya wayang orang, sering merekomendasikan saya untuk berkunjung ke tempat ini. Menurut informasi yang di dapatkan, wayang orang disini sangat rutin melakukan pertunjukan  bisa beberapa kali dalam seminggu. Jadi, buat yang berkunjung ke Solo di akhir pekan maupun bukan di akhir pekan bisa sempat mampir kesini:)

Hanya saja disini yang akan share pertunjukan wayang orang yang kebetulan diadakan di Taman Budaya Solo. Pertunjukan ini bukan pertunjukan rutin, hanya waktu-waktu tertentu dan tergantung yayasan yang akan mengadakannnya. Waktu itu pertunjukannya berjudul " Sang Karna Basusena". Gratis! Para lakonnya juga sangat bagus karena di perankan oleh para pemain wayang orang yang sudah sangat berpengalaman dan terkenal dalam dunia seni pewayangan. Para penonton juga disajikan buku sinopsis yang memberikan panduan kepada penonton untuk bisa mengetahui inti dari cerita yang akan disajikan. Wah, pokoknya pertunjukan yang sangat menawan dan berkesan!

" Sang Karna Basusena " ( Solo )


Orang Indonesia? sedang mampir ke Jogja atau Solo? Mari menonton wayang...:)