Jumat, 10 Oktober 2014

Aku Ingin Bicara

Aku Ingin Bicara. Mengenang betapa sinar rembulan bisa begitu indah, dan betapa besar keinginan aku untuk dapat berjalan seolah-olah merasa bahwa setiap langkah yang aku tapaki adalah rasa kagum pada gemerlap dimalam hari.

Aku ingin bicara. Matahari dipagi hari adalah kehangatan yang selalu ingin aku rasakan, selalu ingin aku genggam untuk tidak pernah pergi buru-buru.

Aku ingin bicara. Sungguh betapa besar rasa iri ingin bisa seperti mereka. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain memang melelahkan, tapi aku ingin setidaknya mendapat suatu ‘semangat’ yang mereka miliki.

Aku ingin bicara. Kalau saja rasa percaya diri bisa dengan mudah dibeli, aku akan beli.

Aku ingin bicara. Ada gumpalan rasa kagum yang membuat aku begitu bergairah saat mereka bisa begitu percaya padaku.

Aku ingin bicara. Sungguh, aku benci cara mereka.

Aku ingin bicara. Mencintai karya sastra adalah keindahan penuh makna yang mendera seperti butiran-butiran Kristal dalam darahku.

Aku ingin bicara. Memberitahu bahwa itu sebenarnya salah, dan aku jelas punya kebenaran yang bisa aku tunjukan.

Aku ingin berbicara. Mengomentari perkataan-perkataan itu, mencari solusi, memberi solusi, dan mendapatkan jawaban dari apa yang aku komentari.

Aku ingin bicara. Mengeluarkan hak untuk berpendapat.

Aku ingin bicara. Rasa ini sungguh sedang tidak asik.

Aku ingin bicara. Memuji dengan tulus dan memberikan suatu kepuasan pada apa yang dia/mereka buat atau pikirkan.

Aku ingin bicara. Merayu untuk membantuku mencapai keinginan.

Aku ingin bicara. Aku begitu mencintaimu.

Aku ingin bicara. Ada desakan kerinduan yang begitu menggejolak.

Aku ingin bicara. Bibirku tidak pernah bisa benar-benar bergerak.


Aku ingin bicara.