Minggu, 08 September 2013

Waktu tak Ijinkan Ia Pergi

waktu tak ijinkan ia pergi,
dan semena-mena menarik ulur rasa,
menjadikannya seribu bisu,
untuk langkah selanjutnya.

sesekali bertanya pada malam,
mengapa begitu banyak makna,
sedang pagi seringkali hanya satu,
selalu tentang kepastian cahaya.

ia seringkali memeluk senja,
bernyanyi-nyanyi tentang kehilangan,
mengapa senja begitu cepat,
begitu sulit dipertahankan.

ada rona wajah berharap dimatanya,
entah menanti,
entah ingin berlari,
yang pasti ingin berlalu.

terpaksa menghanyutkan diri dalam diam,
menanti-nanti,
menebak-nebak,
menahan tentang keinginan

1 komentar: