Awalnya mungkin aku menjadi linglung dengan akan apa yang
akan aku lakukan. Semuanya menjadi terasa tidak enak, dan kelam. Bernafas
seperti sulit, rasanya sesak dan seolah-olah aku telah di buang dalam gua
kegelapan yang sunyi senyap. Aku tersedu-sedu hampir tiap hari. Mengecek
sesuatu yang kosong, tanpa ada kabar apapun. Semakin hari semakin sulit. Seolah
membunuh perlahan-lahan, dan aku hanya bisa tersenyum dengan pandangan paling
datar tanpa mampu berkata-kata.
Tak ada daya lagi untuk mempercayai siapapun. Rasanya
seperti ingin sendiri, dan pergi jauh dari semua ini. Aku seperti mengais
kehidupanku yang sudah tak berarti, mencari hidup yang sebenarnya aku punya
tapi aku matikan. Masa lalu yang buruk, membuatku semakin terpuruk dengan masalah
ini. Aku goyah. Nyaris tak ada daya. Maka biarkan aku jauh darinya yang aku tak
mampu lagi menyebut namanya. Untuk dia yang hilang meninggalkan ruang dihatiku
yang kini berkabut gelap.
Aku terus-menerus menghela nafas. Mencari nafas tambahan
entah harus sejauh apa. Semuanya butuh waktu, dan aku tau itu. Lalu aku hanya bisa terdiam…
Aku harus mampu menemukan jembatan hidupku. Secepat mungkin
menapaki jembatan itu. Melewatkan yang lalu tentang kesedihan yang menyiksa
seluruh batinku. Aku butuh cara mencapai jembatan itu. Butuh waktu. Mungkin ini
saatnya aku berbenah, menyiapkan segalanya dalam perjalanan mencari jembatan. Akan
datang waktu ketika aku bisa menembus kabut untuk mencari jembatan dalam cahaya
semu.
Jembatan hidup….
Beri aku jalan untuk melangkah ke arah mu..
Beri aku nafas tambahan untuk tidak terlelah menujumu..
Sumber gambar : google